Thoughts : Tuhan tidak perlu dibela

16.52








Di dunia ini ada berbagai jenis orang, orang baik, orang jahat, orang yang pura-pura baik, orang yang terpaksa jahat, orang baik yang berubah jahat dan label tentang mana yang baik dan mana yang jahat.

Gue orang yang skeptis bahwa orang yang baik dan bener-bener tulus itu ada. Rata-rata yang hampir gue jumpai adalah orang yang baik karena ada sesuatu, atau sekedar gimmick untuk mempertahankan status diri atau jabatan. Jikalaupun ada, mreka itu one in a million. Jarang. Barang langka.

Gue berusaha untuk meminimalisir tulisan ini seolah sebuah kajian politik, karena sama sekali gue gabisa berbahasa layaknya anak FISIP.
Tapi gue hendak men-deliver keresahan gue sebagai yah anak bangsa yang gak berprestasi-prestasi amat tapi seenggaknya gapunya catatan kriminal.

Masih inget berita soal unjuk rasa besar-besaran di ibukota awal bulan November ini ? Kepanikan regional mulai tercium. Isu-isu mulai digenjot agar terus di blow up pers, seolah '98 akan terjadi kembali.
Padahal ,cih, apa yang disuarakan itu bobotnya gak ada sampe 50% dari pokok masalah sewaktu '98.
Permasalahan yang disuarakan hanya kepentingan suatu kelompok. Bukan keresahan seluruh bangsa.
Agak geli gue menanggapi ketakutan beberapa rekan kantor gue memilih untuk balik awal lantaran takut demo memanas dsb.

Balik ke pokok masalah demonstrasi.

Disini tokoh central sudah tercetak jelas .

Organisasi kelompok yang merasa dinistakan agamanya VS penista agama .

Berat yak bahas-bahas agama?

Emang. Karena siapa manusia yang berhak mengkaji agama dan Tuhan nya?

Sederhananya seperti ini,

Agama adalah suatu ajaran, dimana pemeluknya adalah kitab terbuka yang merepresntasikan ajaran tersebut.

Jika agama A di gadang-gadang sebagai agama yang mengajarkan kebaikan, kedamaian, tapi pemeluknya tidak mencermenikan demikian, lalu masih pantas agama tersebut mendapat predikat sebagai agama yang mengajarkan kebaikan ?
Itu sederhananya.

Tapi gue gak cuma ingin menyampaikan hal itu aja .

Sekarang balik ke masalah penistaan.

Menurut KBBI,  

menistakan/me·nis·ta·kan/ v menjadikan (menganggap) nista; menghinakan; merendahkan (derajat dan sebagainya): janganlah suka ~ orang lain karena bagi Tuhan manusia itu semuanya sama;

Dari berita yang gue dapet , si bapak tersangka penista agama menyebutkan salahsatu surat dalam kitab Agama X dengan kalimat "Jangan Mau Dibohongi (pakai) Surat Y" dalam pidatonya didepan masyarakat Thousand Island.

Dari berita yang beredar juga, ada dua versi kalimat yang beredar.

Jangan Mau Dibohongi Pakai Surat Y

Jangan Mau Dibohongi Surat Y


Gue gaakan mengkaji dari segi tata bahasa, namun, selama 22tahun berbahasa Indonesia, dalam kalimat pertama , surat Y digunakan sebagai alat pembenaran atas sebuah kebohongan. BUKAN di artikan bahwa surat Y adalah sebuah kebohongan.

Kalimat kedua baru jelas, itu perintah atau himbauan agar kita jangan sampai ditipu dengan 'surat Y'. Dengan kata lain surat Y adalah sebuah kebohongan.


Sementara si om bunny sudah mengakui kesalahan pengkutipan, bahwa si bapak 'penista' sebenarnya menggunakan kalimat yang pertama .
Tapi kenapa segelintir orang malah tetap mempermasalahkan ?
Apa mereka tidak bisa mengintepretasikan dengan baik?
Atau ada hal-hal lain yang ikut memboncengi untuk tetap mengkambing hitamkan si bapak penista ?
Entahlah.

Yang jelas, progress sekarang sudah menjawab tuntutan para demonstran. but guess what?
it wasnt enough baby.

like i said, ini bukan murni tentang membela agama.

Gue kasian, melihat mereka-mereka yang tulus membela agama, namun dimanfaatkan oleh beberapa oknum dengan otak politik picik mereka.

dan no offense, gue lebih respect sama orang yang mempertahankan iman mereka dan lalu mati, daripada orang yang berdemo kemarin untuk "membela agama".
Aneh dan menggelitik aja dengan terminologi "membela agama" , "menistakan agama". ..

Kenapa sebuah agama perlu pembelaan ?

Tau gak guys?






Pembelaan itu hanya untuk yang salah.







karena sesuatu yang benar akan tetap benar sekalipun banyak hal berusaha menyalahkan.




Spread love,


C'


You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook