Lost and Found : Old man

15.47

Hasil gambar untuk tumblr daddy little girl


"Untuk segala sesuatu ada masa nya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya"


Saya tidak akan membagikan bagaimana semua cerita itu dimulai. 

tapi saya akan menceritakan apa saya rasakan disaat menghadapi sebuah kehilangan. 

untuk selamanya.

Sebelum ada hari itu, saya selalu mempersiapkan diri, jika ditengah malam saya menerima berita bahwa ada kapal yang karam karna badai Katrina, atau hantaman gunung es di sekitaran lingkaran Artic, atau mungkin menjadi tawanan perompak Somalia, kira - kira cerita seperti itu yang selalu dia ceritakan.

Selama dua puluh dua tahun saya hidup, saya sudah mengalami kehilangan yang terbilang sering. 

Saya paham, ketika dulu sewaktu umut 6 tahun, di kaca bandara sesubuh itu, ketika dia melambai kan tangan untuk terakhir kali, saya selalu dibayangi hari itu hari terakhir. 

Dan hal serupa terjadi di beberapa bulan berikutnya. 

Sampai di sore itu. 

Bukan di bandara.

Tanpa lambaian tangan.

Seperti menuju waktu tidurnya.

Pria tua itu benar-benar berlayar ke suatu negri yang katanya lebih tenang dari negri kita. Katanya.

Bahkan aku masih berpikir bahwa tidak ada bedanya dengan kepergiannya dalam tugas. Ini hanya masalah waktu saja.


Malam itu, aku menerima banyak cinta dan perhatian.

banyak peluk, ciuman, dan rangkulan.

Mereka memandangku sedih.

Ada apa ? 

Bahkan aku tetap berkelakar seperti biasa.

Siapa yang mati disini ?

Sisi emosional ku, atau pria itu ?

Lupakanlah.

Saya kehilangan satu pondasi dalam hidup.

Tapi apa yang saya terima?

Jutaan kasih sayang. Perhatian, yang saya pikir , saya tidak pernah pantas untuk mendapatkannya.

Saya tau, pasti ini ulah si pria tua itu. 

Dia pasti tidak lupa menitipkan cinta yang begitu banyak, untuk menghibur kami.

Sahabat pria saya yang dulu yang kerap saya ejek besar memeluk saya di dadanya yang bidang.

bahkan saya tau dia sudah mengantuk masih saja sok-sok pahlawan untuk membelikan makanan. 

Ada yang tiba-tiba membelikan saya minuman favorite saya, Yang gak pernah gagal untuk membuat saya terjaga dengan mood yang baik.

Belum lagi sekantung cokelat dan hal-hal manis lainya.

sahabat saya yang lainnya membawakan cemilan tidak sehat namun pasti selalu berhasil membuat saya sumringah, tahu.

Para adik seiman, teman sepelayanan, yang saya tidak bisa ingat satu persatu.

Saya mungkin jadi satu-satunya yang tidak mengeluarkan air mata.

Bukan menjadi sok kuat, tapi dia pernah bilang,

" kalo kamu nangis, papa jadi sedih ninggalinnya" ucapannya setiap melihat Claudia kecil menempelkan mata berkaca-kacanya di pintu bandara.

Kusimpan baik-baik passport hijaunya kini.

" Aku akan punya lebih banyak cap dari papa"

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook