Assalamualaikum shabat ku, Selamat Natal !

10.08



Happy Thursday for you guys !

Count down for Christmas are you ? lmao

Well , crita gue dipagi ini adalah merespons dari pemberitaan di salah satu media massa tentang fatwa dari M *I mengenai pengucapan greetings kepada umat Nasrani yang merayakan Natal. Pasalnya, berita ini cukup membuat beberapa teman gue agak jengkel dan disisi lain gue sebagai seorang Nasrani juga agak jengkel mendengar pemberitaan sperti itu.

Biasanya ketika muncul berita SARA sperti ini, gue coba mengkonsultasikannya kepada sahabat - sahabat gue, yang berada di sisi yang 'bersebrangan' dengan gue.

Bukan untuk memperdebatkan, tp untuk saling mendengar , alasan dari kedua belah pihak masing -masing, saling menyatakan pendapat tanpa mengurangi rasa hormat dan merusak persahabatan kami.

Kali ini , sahabat diskusi gue adalah Dian, yg kebtulan bisa gue ajak chat.
For describe, dia adalah seorang wanita berhijab ( berkerudung) temen SMA gue.

Syukurlah, gue selama ini bersahabat dengan beberapa pribadi yang berpikiran terbuka dan luas, bukan yang sangat kaku dan kolot.

Karena menurut gue agama adalah urusan kita dengan Tuhan, bukan hal yang dapat diperdebatkan, yg bisa dinilai mana yg salah mana yang benar.

Karena agama kita adalah iman kita, our faith. Iman itu gak bisa dilihat, tapi ditunjukan dari perbuatan kita.

Apa yang membuat sebuah agama menjadi jelek, bukanlah ajaran dari agama tersebut, tp merupakan salah satu tindakan pengikutnya yang salah dalam peng interpretasiannya.

Nah, gue juga menanyakan hal yg sama dengan Dian. Apa benar ttg adanya fatwa sperti itu.

Dan dia membenarkannya. Cuma , hal itu terjadi dalam suatu kondisi dimana , pelaksanaannya adalah di negara islam sperti di Timur Tengah, dan kurang tepat rasanya jika diamalkan di negara heterogen sperti Indonesia ini.

Lagian juga, mengucapkan selamat Natal kepada seorang Nasrani dengan tujuan untuk menghargai bukanlah sesuatu yg dosa, karena dengan niat awal untuk membentu rasa toleransi , bukan keinginan untuk merayakan.

Kalo keadaan dibalik, jujur gue hidup dalam keluarga yg masih ada perbedaan agama. Apalagi dulu, sewaktu Alm Kakek Nenek gue masih hidup. gue sangaat seneng menyamburt lebaran, kue2, makanan2 buatan nenek gue, ampao dan semua euforia yang sampe detik ini gue rindukan. Ketika malam takbir gue turut serta sm om gue keliling kampung, niup terompet, gue emang gak ngerti makna dari takbiran sesungguhnya, tapi gue merasakan kebahagiaan nya. Dan bukankah sharusnya kebahagiaan itu memang harus dibagikan ?

Nah bgitu juga dengaan Natal, gue berharap gue bisa membagi kebahagian gue kepada sodara -sodara gue, kepada sahabat - sahabat gue tanpa memandang apa agama mereka atau atheis skalipun.

Kalo memang ada fatwa demikian, kenapa harus disebarluaskan di media massa ? Tidak tahukah mereka negara kita ini sangat sensitif dengan hubungan SARA sperti itu . Kalo memang itu adalah sbuah fatwa, bukankah setiap muslim sudah seharusnya tau ? Karena pemberitann sperti itu sangat amat berdampak kepada respons bberapa pihak . Mereka bisa saja tersinggung, jengkel , atau malah menghujat balik.

Seharusnya, mereka cukup bijak lah dalam hal ini. Indonesia negara heterogen bung! Mungkin bbp dari 'kalian' harus coba mengenal lebih dekat yg namanya perbedaan. Karena gue cukup bersahabat dengan 'bpp dari kalian' yang memiliki mindset yang sehat dan terbuka.



Dian Silviani: "Oke umm,gue setuju tentang fatwa MUI tapi jika gue tinggal di arab atau pakistan bukan di indonesia yang notabenene hidup dengan berbagai macam udaya dan keyakinan dan menurut gue sih ya fatwa MUI mengenai maslah gak boleh mengucapkan selamat natal kepada yang merayakanya itu agak gak singkron ya sama kenyataan bahwa orang indonesia itu hidup berdampingan 5 agama sekaligus bukan seperti di arab yang mayoritas hapir semuanya muslim ya wlalau di sini memang muslimnya terbanyak di dunia tapi kita terbiasa akan perbedaan
, ist not a big deal for me karena semuanya kembali ke diri masing" ngucapin selmat itu untuk ikut dalam perayaanya atau sekedar ucapan karena kita kan harusnya saling menghargai, dan kalo emang gak mau ngucapin ya gausah, gak mesti berantem dan malah bikin isu SARA kan ya? do believe dan teguhkan iman masing-masing dan jangan lupa saling menghormati"

Itu adalah pendapat dari temen gue, jadi cukuplah pemberitaan ini gak usah merusak relasi dan kedamaian yg sudah tercipta. Mereka hanya segelintir orang saja kok yang masih kaku, tp masih banyak juga yang berpikiran luas dan terbuka :)








Peace,


Claudee









You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook